sejak bertemu pertama kali dengannya aku melihat ada sesuatu yang meletup pada dirinya. atraktif sekali dan susah dibilang…entah harus bagaimana menghadapi anak ‘super ‘ ini dalam hatiku….
waktu pun berlalu lewat beberapa menit, aku menilai motorik jari anak2….,tanpa kusadari kukuku mengenai wajahnya…..tidak bertahan lama iapun menangis…
tangisnya tak terbendung,Ā namun aku tidak ingin mendekatinya untuk saat itu. karena aku tahu jika sedang emosi hal apapun yang kita katakan pasti tidak akan ia terima. aku menunggu emosi dia reda. bahkan ketika ada teman guru yang lain kukatakan pada beliau agar nanti saja…
itu ketidaksengajaanku dan itu permasalahanku dengan si anak….,aku tidak ingin melibatkan oranglain dalam posisi ini..
hmm……kaget juga aku…anak itu terlihat laki2 dimataku..tapi ternyata cengengnya luar biasa…, ia lari menghampiri mamanya.
“wah habis sudah’,Ā itu pikirku.
setelah tangisnya mereda, kuhampiri anak itu dan kuajak bicara baik2…
kukatakan didepan kelas bahwa jika ingin punya banyak kawan harus belajar untuk menyayangi kawan yang lain.
aku tidak begitu paham apakah ia mencerna hal yang kukatakan atau tidak, aku pun meneruskan pekerjaanku..
aku belajar untuk mendengarkan, aku belajar untuk berbicara dengan bahasa mereka..setelah kudapati momen itu datang. ternyata jalu anak yang cerdas..ia mampu menjawab soal dengan baik..nilai 100 pun kuberikan padanya. tak lupa kuberi gambar mata dan senyum dibawahnya…dan iapun tersenyum bangga..
ah rasanya itulah anak2..ia bisa melupakan hal2 buruk dalam 15 atau bahkan 10 menit setelah kejadian.
namun rasa tidak nyaman terus menggelayutiku seminggu ini, beruntung aku bisa bertemu lagi dengannya karena aku penasaran apa yang akan dilakukannya ketika bertemu denganku.
sikapnya biasa saja, malah ia terasa akrab denganku. ia bergelayut di badanku. hmm…., ‘mungkinkah ia merasa nyaman?’. aku mencoba untuk berinteraksi dengannya. kuberikan saran ketika dia buat keributan lagi dengan membuang semua peralatan yang ada dikelas.
‘beresi mainan yang sudah kau bbuat berantakan’…,kataku. dan iapun menurut. wah perubahan yang mengejutkan sekaligus membuatku kagum dengannya.
aku mencoba mendekatinya..mengajarinya tentang penambahan diatas lima. tidak butuh cukup waktu lama agar ia mangerti…ia “dia itu sebenarnya pintar”.
waktu pelajaran habis dan akupun bersiap pulang.
sewaktu kulangkahkan kakiku keruang guru..ia memanggilku…”bunda, yang ini belum dinilai”……, astaga..begitu bersemangatnya dia…
hmm…aku pun dengan senang hati menemaninya menyelesaikan tugasnya.
ternyata anak itu butuh pujian dan perhargaan. ^^
hmmm….aku begitu bersuka cita, menemukan kebanggaan pada diriku bahwa aku bisa dicintai…
terimakasih jalu….kamu memberikan pelajaran dan juga senyuman untukku hari ini…..;)